Mewaspadai Kezhaliman
Mewaspadai Kezhaliman
Oleh. Noor Utomo
Banyak dosa dosa yang dianggap begitu besar atau keras, salah satunya diingatkan oleh Al- Quran dan Nabi Muhammad saw adalah kezhaliman. Banyak Al-Quran maupun Al-Hadist yang mengecam serta mengancam kezhaliman dan para pelakunya. Demikian kerasnya ancaman tersebut hingga Rasullullah saw pun khawatir jika kelak menghadap Allah SWT harus menghadapi tuntutan orang-orang yang terzhlimi, beliau bersabda :
Sungguh aku berharap berjumpa dengan Allah, sementara tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntut aku karena suatu kezhaliman terkait darah maupun harta ( HR Abu Dawud ).
Kezhaliman adalah dosa besar
Zhalim artinya menyimpang dari kebenaran menuju pada kebatilan, kezhaliman merupakan kejahatan. Di dalam Al-Quran terdapat banyak ayat yang mengingatkan kerasnya ancaman Allah SWT terhadap Kezhaliman, Di antaranya :
Andai Allah menghukum manusia karena kezhaliman, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di muka bumi satu untuk makhluk melata pun. Namun, Allah menangguhkan mereka sampai pada waktu yang ditentukan, lalu jika telah tiba waktunya (yang telah ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkan sesaat pun dan tidak ( pula ) mendahulukannya (QS an-Nahl 16 : 61).
Allah SWT bahkan telah mengharamkan (menafikan) kezhaliman atas Diri-Nya sendiri. Karena itu Allah SWT pun telah mengharamkan umat manusia melakukan kejahatan tersebut. Di dalam Hadis Qudsi Allah SWT berfirman :
“Hamba-Ku, subgguh Aku telah mengharamkan kezhaliman atas Diri-Ku dan Aku pun telah mengharamkan kezhaliman itu atas kalian. Karena itu janganlah kalian saling menzhalimi” (HR Muslim).
Nabi saw mengingatkan bahwa kelak pada Hari Pembalasan setiap kezhaliman akan dibalas dengan balasan setimpal. Bahkan binatang pun diberi kesempatan untuk tindak kezhaliman yang mereka alami. Beliau bersabda :
Allah akan menegakan qishas diantara semua makhluk-Nya ; jin, manusia dan binatang, Pada hari itu, kambing yang tidak memiliki tanduk akan membalas ( kezhaliman) kambing yang bertanduk. Lalu setelah tidak tersisa lagi kezhaliman apapun yang belum terbalaskan, Allah berfirman kepada binatang, “ jadilah kalian tanah”. Pada saat itulah orang kafir berkata,”Andai saja aku pun menjadi tanah.” (HR Ibnu Jarir).
Di antara kezhaliman yang begitu keras diingatkan oleh syariah adalah kezhaliman yang dilakukan penguasa terhadap rakyatnya. Hal ini terjadi saat penguasa tidak mengurus rakyat dengan syariah Allah SWT, tidak menunaikan hak-hak mereka, malah justru menipu dan merampas hak-hak mereka. Betapa banyak para pemimpin yang banyak berjanji kepada rakyatnya, tetapi sebanyak itu pula mereka mengingkari janji – janji mereka.Rasullulah saw telah mengancam penguasa semacam ini :
Siapa saja yang diamanahi oleh Allah SWT untuk mengurus rakyat, lalu mati dalam keadaan menipu rakyatnya, niscaya Allah mengharamkan surga atas dirinya (HR Muslim).
Ironinya, berbagai kebutuhan rakyat seperti listrik, gas, dan BBM yang hakikatnya dalam islam adalah milik rakyat diperjualbelikan kepada rakyat dengan harga yang terus menerus naik. Disisi lain Nabi saw telah memperingatkan bahwa sikap memperdagangkan urusan atau kepentingan rakyat adalah pengkhianatan yang paling besar. Beliau bersabda :
Sungguh pengkhianatan paling besar adalah penguasa memperdagangkan urusan atau kepentingan rakyatnya ( HR Abu Nu’aim ).
Negeri ini sesungguhnya sedang darurat kezhaliman dan ketidakadilan, Dari kasus Ferdy Sambo pula kita melihat betapa sulitnya memberlakukan hokum yang tegas dan adil kepada aparat yang melanggar,pejabat yang korupsi atau mereka yang berduit.
Sudah tidak terhitung orang – orang besar bebas dari hukuman, atau dihukum ringan, atau seolah dibiarkan kabur ke luar negeri. Padahal mereka koruptor dan “maling” kelas kakap.
Sebaliknya, betapa banyak orang kecil yang begitu mudahnya dihukum dengan sangat cepat, dengan hukuman yang kadang cukup berat untuk sebuah kejahatan yang sangat ringan, seperti kasus pencurian beberapa batang pohon atau kayu oleh seorang nenek beberapa waktu lalu. Bahkan, betapa banyak mereka yang baru terduga sebagai teroris langsung dieksekusi alias dibunuh oleh aparat tanpa diadili.
Itulah pengadilan di dunia. Sebuah pengadilan yang semu, bahkan palsu. Pengadilan dunia sering menjadi alat untuk sekedar menghukum rakyat kecil. Hukumannya pun tidak akan mampu menghapus dosa dosa para kriminal.
Para penegak hukumnya acapkali bermental bobrok. Tidak memiliki rasa takut kepada Allah SWT, Mudah tergoyah oleh rayuan uang, harta, wanita, dan kenikmatan dunia lainnya. Mereka seolah lupa, bahwa meski mereka lihai mempermainkan hukum di dunia, dan meski mereka sering lepas dari pengadilan manusia di dunia, mereka tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari hukuman di pengadilan akhirat.
Mereka lupa bahwa didunia boleh saja mereka bisa lepas dari jeratan hokum. Namun. Diakhirat mereka mustahil bisa lari dari hukuman dan adzab Allah SWT. Tentu karena di pengadilan akhirat, dengan Allah SWT sebagai hakimnya, tidak akan ada sogok – menyogok, atau kong kalikong.
Kezhaliman tidak boleh di diamkan, sikap mendiamkan kezhaliman juga merupakan kemungkaran. Kaum muslimin telah diperintahkan untuk melawan kezhaliman, bukan berdiam diri. Apalagi bersekutu dengan pelaku kezhaliman. Umat Muslim bukanlah kaum Bani Israil yang biasa mendiamkan kemungkaran hingga mendapatkan laknat para nabi (Lihat : QS al- Maidah [5] : 78-79).
Kaum Muslim justru memiliki predikat umat terbaik karena memiliki tabiat gemar melakukan amar makruf nahi mungkar. Jika tabiat itu hilang, hilang pula status mereka sebagai umat terbaik. Allah SWT berfirman :
Kalian ( umat Islam ) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena kalian) melakukan amar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah SWT (QS Ali Imran [3]: 110).
Ada sikap yang harus dilakukan umat saat menghadapi Kezhaliman sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Yaitu, Beramar makruf nahi mungkar. Rasullullah saw mengingatkan kaum muslim akan dampak membiarkan kemungkaran, Yakni Allah SWT akan meratakan Azab-Nya kepada mereka. Sabda beliau :
Tidaklah seseorang berada ditengah – tengah suatu kaum yang didalamnya dilakukan suatu kemaksiatan yang mampu mereka ubah, tapi mereka tidak mengubah kemaksiatan tersebut, niscaya Allah akan menimpakan siksa-Nya kepada mereka sebelum mereka mati ( HR Abu Dawud).
Hadis ini menegur dengan keras sikap sebagian orang yang memilih mendiamkan kemungkaran dengan berbagai alasan, seperti wajib taat kepada ulil amri, atau ikhlas menerima takdir Allah. Sikap seperti itulah yang justru menyebabkan Allah SWT meratakan azab-Nya hingga membinasakan umat manusia
Mendoakan pelaku kezhaliman agar mendapat keburukan sebagai balasan atas sikap mereka. Nabi saw pun mendoakan mereka :
Ya Allah, siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lalu dia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia, Siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lalu dia menyayangi mereka, maka sayangilah dia (HR Muslim).
Doa yang mengandung keburukan pada hakikatnya adalah terlarang, kecuali doa orang – orang terzhalimi atas para perilaku kezhaliman ( Lihat : QS an-Nisa’[4]:148)
Hal ini sejalan dengan peringatan yang disampaikan Nabi saw agar mewaspadai doa orang yang terzhalimi lantaran cepat dikabulkan oleh Allah SWT.
Wahai kaum Muslim, anda adalah umat terbaik yang sejatinya senantiasa melakukan amar makruf nahi mungkar. Jangan sampai pujian dari Allah SWT ini hilang dengan sikap anda yang berdiam diri terhadap kezhaliman, khususnya kezhaliman yang dilakukan penguasa. Ubahlah segala bentuk kemungkaran menuju tegaknya syariah Islam dalam Institusi Khilafah.
Belum ada Komentar untuk "Mewaspadai Kezhaliman"
Posting Komentar
PERHATIAN:
Jika ada yang Ingin Anda Tanyakan Terkait Artikel di atas Silahkan Bertanya Melalui Kolom Komentar Berikut ini!, dengan Ketentuan :
1. Berkomentarlah dengan Sopan (No Spam, Sara dan Rasis).
2. Komentar di Moderasi, bila berkomentar tidak sesuai dengan kebijakan maka tidak di terbitkan!.
3. Centang kotak Notify Me / Beri Tahu Saya untuk mendapatkan notifikasi komentar.